- t seberapa kerasnya seseorang berusaha. Ini adalah unsur yang paling di fokuskan apabila berbicara tentang motifasi. Akan tetapi intensitas yang tinggi tidak akan membawa hasil yang diinginkan kecuali kalau upaya itu diarahkan ke suatu tujuan yang menguntungkan organisasi.
- Tujuan: apa yang ingin dicapai oleh seseorang.
- Ketekunan: ukuran tentang berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya. Individu-individu yang termotifasi tetap bertahan pada pekerjaan cukup lama untuk mencapai tujuannya.[8]
Graham & Golan, (1991) menyatakan bahwa :
Motivasi penting dalam menentukan seberapa banyak siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa banyak menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik
Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaranyang dimiliki oleh sisya yang bersangkutan ”(Djamarah S.B, dkk, 1995:70).
Motivasi ada dua macam yaitu motivasi yang datang dari dalam diri anak, disebut motivasi intrinsik, dan motivasi yang diakibatkan dari luar, disebut motivasi ekstrinsik (Djamarah S.B, 1997:223).
Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, sering sekali pengajar harus berhadapan dengan siswa-siswa yang prestasi akademisnya tidak sesuai dengan harapan pengajar. Bila hal ini terjadi dan ternyata kemampuan kognitif siswa cukup baik, pengajar cendrung untuk mengatakan bahwa siswa tidak bermotivasi dan menganggap bahwa hal ini kondisi yang menetap.yang menentukan tingkatan kegiatan
Sebenarnya motivasi, yang dikemukakaan oleh Eysenck dkk dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, dan sikap. Siswa yang tampaknya tidak bermotivasi, mungkin pada kenyataannya cukup bermotivasi tapi tidak dalam hal-hal yang diharapkan pengajar. Jumlah motivator yang mempengaruhi pada suatu saat yang sama banyak sekali, dan motif-motif (yaitu factor yang membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku) yang di bangkitkan oleh motivator-motivator tersebut mengakibatkan terjadinya sejumlah tingkah laku yang dimungkinkan untuk ditampilkan oleh seorang siswa.
Ada teori motivasi, salah satu teori yang terkenal kegunaannya untuk menerangkan motivasi siswa adalah yang dikembangakan oleh Maslow (1943, 1970). Maslow percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhaan tertentu. Kebutuhan-kebutuhan ini (yang memotivasi tingkah laku seseorang) dibagi oleh Maslow kedalam tujuh kaegori:
- Fisiologis
- Rasa aman
- Rasa cinta
- Penghargaan
- Aktualisasi diri
- Mengetahui dan mengerti
- Pada tahun 1970 Maslow memperkenalkan kebutuhan ketujuh yang tampaknya sangat mempengaruhi tingkah laku beberapa individu, yaitu yang disebutnya kebutuhan estetik. Kebutuhan ini dimanifestasikan sebagai kebutuhan akan keteraturan, keseimbangan, dan kelengkapan dari suatu tindakan.
- D. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Untuk Memotivasi Siswa Dalam Belajar
Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi / memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran.
Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin, motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap keefektifan usaha belajar siswa.
Adapun fungsi dari motivasi dalam pembelajaran diantaranya :
- Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
- Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
- Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
- Menggairahkan siswa
- Memberikan harapan realistis
- Memberikan insentif, dan
- Mengarahkan
- Pergunakan pujian verbal
- Pergunakan tes dalam nilai secara bijaksana
- Bangkitkan rasa ingin tahu siswa dan keinginannya untuk mengadakan eksplorasi
- Untuk tetap mendapatkan perhatian
- Merangsang hasrat siswa dengan jalan memberikan pada siswa, contohnya: hadiah
- Agar siswa lebih mudah memahami bahan pengajaran
- Terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang unik dan luar biasa
- Minta pada siswa untuk mempergunakan hal-hal yang sudah dipelajari sebelumnya
- Pergunakan simulasi dan permainan
- Perkecil daya tarik system motivasi yang bertentangan.
- Perkecil konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan dari keterlibatan siswa
- Pengajar perlu memahami dan mengawasi suasana sosial di lingkungan sekolah
- Pengajar perlu memahami hubungan kekuasaan antara guru dan siswa
- Menjelaskan tujuan belajar ke siswa.
- Tumbuhkan motivasi pada saat awal pengajaran dimulai.
- Pada saat membuka pelajaran, upayakan untuk mengulangi pelajaran minggu lalu atau pertemuan sebelumnya dengan member beberapa pertanayaan kepada peserta didik.
- Pada saat menyampaikan materi pelajaran, upayakan untuk menyelipi humor.
- Berikanlah hadiah untuk siswa yang berprestasi
- Saingan/kompetisi
- Pujiaan
- Hukumaan
- Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar
- Membentuk kebiasaan belajar yang baik
- Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok.
- Menggunakan metode yang bervariasi
- Menggunakan media yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.[11]
SIMPULAN
- Ø Pengertian Keberhasilan, Belajar Dan Keberhasilan Belajar
- Keberhasilan secara etimologi adalah asal kata dari hasil yang artinya sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha. Keberhasilan dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah perihal (keadaan) berhasil.
- Belajar secara etimologi adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Belajar berasal dari kata ajar yang artinya petunjuk yang di berikan kepada orang supaya diketahui atau diturut.
- Dari pengertian keberhasilan dan belajar kita dapat mengetahui bahwa keberhasilan belajar adalah tercapainya keadaan proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Ø Indikator Keberhasilan Belajar
- Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok, (kognitif).
- Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/ TIK telah dicapai siswa baik individu maupun klasikal (afektif).
- Ø Pengertian Motivasi
Robbin, S.P (1993) menyebutkan motivasi adalah suatu proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan.
- Ø Upaya-Upaya Yang Dilakukan Untuk Memotivasi Siswa Dalam Belajar
- Pergunakan pujian verbal
- Pergunakan tes dalam nilai secara bijaksana
- Bangkitkan rasa ingin tahu siswa dan keinginannya untuk mengadakan eksplorasi
- Untuk tetap mendapatkan perhatian
- Merangsang hasrat siswa dengan jalan memberikan pada siswa, contohnya: hadiah
- Agar siswa lebih mudah memahami bahan pengajaran
- Terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang unik dan luar biasa
- Minta pada siswa untuk mempergunakan hal-hal yang sudah dipelajari sebelumnya
- Pergunakan simulasi dan permainan
- Perkecil daya tarik system motivasi yang bertentangan.
- Perkecil konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan dari keterlibatan siswa
- Pengajar perlu memahami dan mengawasi suasana sosial di lingkungan sekolah
- Pengajar perlu memahami hubungan kekuasaan antara guru dan siswa
Afifuddin dan Sutikno, Sobry. 2008. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Prospect.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Pidarta, made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.
Slameto.2003. Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka cipta.
Sutikono, Sobry. 2008. Landasan Pendidikan. Bandung: Prospect.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakaya Offset.
Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
[1] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996) hlm. 343 [2] Ibid, hlm 14
[3] Made Pidarta, Landasan Kependidikan,(Jakarta:Rineka Cipta,2007), hlm.206
[4] M. Sobry Sutikno, Landasan Pendidikan,(Bandung:Prospect,2008), hlm.51
[5] Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,( Jakarta: Rineka Cipta, 2003) hlm. 3
[6] Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2005) hlm. 195
[7] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), hlm. 666
[8] Dr. H. Afifuddin, MM. dan M.Sobry Sutikno, Pengelolaan Pendidikan, (bandung:Prospect,2008), hlm 54
[9] Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,( Jakarta: Rineka Cipta, 2003) Hlm. 175
[10] Ibid, Hlm. 177
[11] M. Sobry Sutikno, Landasan Pendidikan,(Bandung:Prospect,2008), hlm.65
Tidak ada komentar:
Posting Komentar